Orang tua
harus bekerjasama dan saling mengingatkan demi menolong berhasilnya pembinaan
tabiat seorang anak. Mereka harus seiring sejalan dalam mencapai tujuan utama
pendidikan, yaitu mengembalikan peta ilahi dalam hidup manusia.
Mendidik
anak dengan memberikan teladan akan lebih berhasil daripada memberitahukan
segala peraturan dan nasihat tanpa contoh. Lebih lanjut, seorang ibu akan lebih
tidak berhasil dalam mendidik anak-anaknya jika isi perkataannya bertentangan
dengan kehidupannya.
Tidak ada
seorang anak lahir sebagai pendusta. Pada umumnya ia tidak mengetahui bagaimana
caranya menipu hingga ia telah diajar menipu. Sejak waktu anak mulai
mengucapkan dari bibirnya kalimat yang pertama hingga ia telah dididik
berdusta, ia akan mengucapkan yang benar saja meskipun merugikan dirinya
sendiri ataupun memalukan ibu-bapaknya.
Maka
sebenarnya ibu-bapaklah yang mendidik anaknya mengarang dusta. Kalau begitu,
bagaimanakah sang anak mempelarji contoh perilaku orang tua. Berikut ini ada
beberapa contoh yang bisa dilakukan orang tua yang dapat mempengaruhi perilaku
anak, tanpa ia sadari, yaitu:
1. Ucapan
Jangan Bertentangan
Ucapan-ucapan
yang bertengan bukan saja mengacaukan pikiran anak melainkan akan merusak
penghargaannya akan kebenaran. Misalnya: ada seorang ibu bilang: “Aduh Si
Cerewet itu sudah datang lagi” ketika dia melihat temannya sampai di depan
pintu si ibu menyambutnya dengan ramah tamah, sudah lama gak ketemu, kemana
saja, saya kangen sekali”.
Dalam hal
ini ucapan ibu tersebut bertentangan dan membuat si anak bingung, mana
yangbenar dari ucapan ibu tadi.
2. Harus
Menurut Peraturan
Peraturan
berarti melakukan yang benar pada waktu yang tepat. Seperti peraturan waktu
sehari-hari. Ada waktu makan, waktu tidak makan, waktu bangun dan waktu tidur,
ada waktu untuk bekerja. Misalnya ketetapan waktu dalam memberi makan anak
–anak bayi bukan saja hanya melancarkan kesehatan, atau hanya sekdedar
mendiamkan mereka dengan manis, melainkan juga akan meletakkan alasan-alasan
kebiasaan yang akan menjadi bekal bagi mereka itu di kemudian hari.
Ketetapan
waktu itu mendiik dia supaya berada di tempat tertentu dengan melakukan sesuatu
pada waktunya. Orang tua yang tidak memberi contoh berperaturan. Mungkin sekali
dan menghasilkan anak-anak yang tak menurut.
3. Dusta
dengan Motif yang Baik Tetap Salah
Dusta
sering digunakan kepada anak-anak kecil untuk menakut-nakuti supaya menurut,
misalnya: “Kalau kamu tidak mau belajar akan ibu panggil polisis, jangan keluar
rumah, nanti ada hantu” dan sebagainya. Atau ada lagi hal-hal yang tidak benar
dipakai untuk membujuk seorang mencabut gigimu, ya…. Tidak sakit ko.
Orang tua
seharusnya dapat memberi contoh pada anaknya dengan berkata yang benar. Jangan
sampai anaknya mendengar orang tuanya berdusta.
4. Tunjukkan
Arti Cinta Kepada Anak-anak
Seorang
anak yang dibesarkan dengan penuh cinta, akan lebih mengerti tentang sorga.
Menurut
E.G. White, Hai orang-orang tua, biarlah anak-anakmu melihat bahwa kamu
mengasihi mereka itu dan akan berbuat segala apa dalam kuasamu untuk membikin
mereka berbahagia, kalau kamu berbuat begitu, segala laranganmu yang perlu akan
beroleh arti yang lebih besar dalam pikiran mereka yang masih muda itu.
Perintahkanlah anak-anakmu dengan lemah lembut dan belas kasihan.
“lebih
baiklah meminta dari pada memerintah.” Orang yang diminta begitu akan beroleh
kesempatan untuk membuktikan dirinya setia kepad azas-azas yang benar. Penurutannya
adala hasil pilihan ganti paksaan”. –halaman 290.
Seorang
anak akan berbahagia menyenangkan hati orang-orang yang menaruh perhatian
dengan penuh kasih sayang kepadanya.
5. Menceritakan
Dongeng yang Baik
Satu
kebiasaan orang tua yang tidak baik adalah memberikan cerita-cerita kepada
anaknya dengan tidak mengindahkan apakah cerita itu benar atau tidaknya, baik
atau tidak bila didengar anak. Jadi jangan hanya karena cerita itu sangat
menarik. Tapi kita sebagai orang tua harus bisa memilih mana cerita yangbaik
dikonsumsi anak, mana yang tidak baik. Carilah cerita-cerita yangbaik
untukmenambah wawasan anak dan menjadikan contoh untuk kehidupannya
sehari-hari.
6. Kerjakanlah
yang Baik Saja
Kalau
orang tua melakukan hal-hal yangbenar dengan cara yang baik pada waktu yang
tepat di dalam memberi contoh anaknya di mulai dari anaknya lahir sampai
dewasa. Anak bagaikan lembaran bersih, dimana akan tertulis segala pengajaran
yang diajarkan kepadanya tiap-tiap hari. Alangkah baiknya keadaan itu bagi
pendidik siapa saja.
7. Janji
Harus Ditepati
Orang tua
sering sekali memberikan janji-janjinya pada anak-anaknya. Contoh: “Kalau kami
naik kelas akan dibelikan sepeda, tapi pada saat naik kelas sepeda itu tak
kunjung datang karena kondisi keuangannya tidak ada“ atau ada orang tua yang
dibilang “Kalau kamu bertengkar terus nanti ibu hukum tidak diberi uang jajan,
selama seminggu. Tapi baru satu haru ibunya sudah tidak tega, dia memberinya
uang jajan.
Maka dari
itu berikan contoh yang baik pada anak dengan cara menempati janji yang sudah
diikarkan.
8. Pendidikan
Harus Tetap
Dalam
segala tindakan kita terhadap anak-anak kita, haruslah sesuai dengan azas-azas
dan bukan oleh perasaan hati kita.
Orang tua
yang diperintahkan oleh azas dan bukan rawan hati. Tidak dapat dibujuk supaya menyerah
kepada tingkah laku dan maksud-maksud pikiran anak-anak. Seseorang anak akan
kehilangan rasa percayanya pada orang tua yang pendiriannya berubah-ubah. Oleh
karena itu, orang tua patutlah memberi contoh yang baik dengan tetap pada
pendiriannya sendiri.
1 comments:
This is very attention-grabbing, You’re an excessively professional blogger. I have joined your feed and look forward to in the hunt for extra of your excellent post. Additionally, I have shared your web site in my social networks. escorts in delhi
Post a Comment
Komentar