Sholat Jum'at hari ini benar-benar terganggu. Seorang anak kecil yang
dibawa bapaknya menangis meraung dengan suara yang keras dan terdengar
oleh hampir seluruh jama'ah.
Pilihan si Bapak dalam kondisi ini ada dua: Pertama, membatalkan
sholat Jum'atnya (dan mengganti dengan sholat dzuhur) dan membawa si
anak pulang; Kedua, meneruskan sholatnya dan membiarkan si anak
menangis mengganggu kekhusukan sholat jama'ah yang ada di mesjid.
Ternyata pilihan yang diambil si bapak adalah pilihan kedua, dan
alhasil sepanjang sholat terdengarlah suara anak kecil menangis yang
menyaingi suara Imam yang memimpin sholat.
Terlepas dari benar salahnya pilihan sang bapak (maaf saya tidak punya
ilmu untuk menentukan benar salahnya pilihan tersebut), sebenarnya
terdapat pilihan ketiga yang bisa dilakukan si bapak, yaitu tidak
membawa anak-anak yang belum siap ke mesjid. Didik dan ajarlah
anak-anak yang masih terlalu kecil tersebut sholat di rumah, dan
ketika kita sudah yakin bahwa si anak tidak akan berperilaku
mengganggu, barulah kita bawa ke mesjid untuk sholat berjama'ah.
Fenomena semacam ini banyak terjadi di mesjid-mesjid kita. Pada salah
satu mesjid yang ada di kompleks perumahan baru (yang kebetulan diisi
oleh pasangan usia muda sehingga banyak anak-anak kecil), saya pernah
mengalami hal yang sama. Sholat Jum'at yang diiringi oleh suara
anak-anak yang ribut dan berkelakar dan bahkan berlari-larian di dalam
mesjid.
Selesai sholat, saya berdiskusi dengan pengurus mesjid, bagaimana cara
mengatasi hal tersebut. Jawabnya: " Kalau kita tidak mengajar
anak-anak dari kecil ke mesjid, siapa yang akan menggantikan kita
nanti untuk mengisi mesjid. Biasa kan, anak-anak, biarlah mereka
ribut, kita yang tua yang mengalah".
Pandangan yang kurang tepat menurut saya. Ketika si anak dari kecil
sudah merasa bahwa ribut di mesjid diperbolehkan, maka ketika dia
menjadi dewasa (menjadi bapak) maka dia juga akan membiarkan
anak-anaknya ribut di mesjid. Alhasil, maka selamanya kita akan sholat
berjamaah yang diiringi dengan keributan yang ditimbulkan oleh
anak-anak.
Marilah kita sama-sama intropeksi diri, sudah benarkah pandangan kita
tentang hal tersebut.
Komentari tulisan ini:
http://junaidichaniago.wordpress.com/2012/05/11/sholat-jumat-yang-terganggu/#respond
--
WordPress.com | Terima kasih karena terbang bersama WordPress!
Kelola Langganan
https://subscribe.wordpress.com/?key=2ebe49a4702f6f124206fb53ab94aa06&email=mustaanc5%40gmail.com
Unsubscribe:
https://subscribe.wordpress.com/?key=2ebe49a4702f6f124206fb53ab94aa06&email=mustaanc5%40gmail.com&b=LQhjvsRNLXYCcVW%7EZotiUlMHutrI6KS9it47wh3FHekHDjK2XK
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Pengertian Pendidikan Agama Islam Dalam peraktek sehari-hari orang sering kali mencampur adukan antara pengertian “ pengajaran ” dan “...
-
Uji Korelasi Pearson. Banyak penelitian meminati keberadaan hubungan antara 2 atau lebih variabel. Korelasi adalah suatu ukuran hubunga...
-
Majalengka katelah daerah atawa kota anu miboga waktos langkung panjang. Numutkeun beberan ti narasumber, dina abad ka-15 anu ayeuna nami...
-
1. Dampak Terhadap Jantung Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 ju...
-
Pengertian Pendapatan Pendapatan menurut Hadiwijaya dan Rivai (2000:146) mengatakan “Pendapatan adalah imbalan dari penyerahan barang ...
-
Faktor-faktro yang Mempengaruhi Partisipasi Belajar Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa partisipasi merupakan suatu proses keikuts...
-
1. KOPERASI SEBAGAI SALAH SATU SEKTOR EKONOMI 1.1 Pengertian Koperasi Secara etimologis, Koperasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu Coope...
-
Banyak permasalahan yang dihadapi para netter pemula seperti saya, yaitu diantaranaya pada saat kita membuat file flash (.swf) dan kita meng...
0 comments:
Post a Comment
Komentar